Mana Lebih Efektif, Leaflet ataukah Flyer?

Keberadaan leaflet atau brosur pada proses perjalanan puskesmas menjalani akreditasi adalah hal yang tidah dapat dipisahkan. Pada beberapa bab keberadaan leaflet menjadi tambahan poin tersendiri yang wajib ada dan masuk dalam penilaian. Misalnya adalah leaflet tentang hak dan kewajiban pasien, hak dan kewajiban sasaran, leaflet tentang informasi rujukan, dan lain-lain.

Lebih dari itu, sebenarnya ketersediaan leaflet bisa saja menjadi manfaat namun sebaliknya jika orientasi pemenuhan leaflet juga bisa menjadi sekedar sampah jika puskesmas hanya mengejar sekedar pada pemenuhan EP. Jika kita tengok pada institusi swasta, tidak dapat dipungkiri tentunya bahwa leaflet benar-benar dibuat atas dasar kebutuhan akan pemenuhan informasi kepada customer. Misalnya : flyer tentang informasi kredit (pinjaman) bank, flyer tentang spesifikasi teknis smartphone, flyer tentang syarat pendaftaran atau informasi sekolah. Flyer atau leaflet benar-benar digunakan oleh mereka yang notabene merupakan instansi yang tidak sedang mengejar status akreditasi seperti halnya puskesmas.

Lalu apa sebenarnya definisi dari flyer dan apa bedanya dengan leaflet?

Leaflet atau yang biasa kita kenal dengan brosur adalah informasi dalam bentuk cetak yang biasanya berukuran folio atau kuarto dalam bentuk tampilan dilipat menjadi 3 bagian, sedangkan jika leaflet itu “dipotong” kecil-kecil menjadi 3 bagian itulah yang dinamakan dengan flyer. Flyer umumnya disajikan tanpa lipatan

Dalam penggunaanya, flyer dan leaflet mempunyai perbedaan yang cukup menarik untuk dibicarakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengadaannya. Pembuatan leaflet lebih membutuhkan cost yang besar dikarenakan bentuknya yang besar. Sebenarnya ini juga memberi keuntungan dari sisi perluasan materi, leaflet dapat diisi conten yang lebih banyak dan lebih padat. Berbeda dengan leaflet, flyer dengan ukurannya yang lebih kecil cenderung hanya mampu memuat tema dan informasi yang sedikit.

Dalam kaitannya dengan akreditasi puskesmas, mana yang lebih efektif, leaflet ataukah flyer?

Menurut hemat saya, flyer lebih efisien. Dari sisi fokus, dengan flyer pasien atau pengguna layanan dapat lebih fokus terhadap informasi apa yang dibutuhkan. Misalnya, hak dan kewajiban pasien dapat anda kemas menjadi satu helai flyer, begitupun dengan rumah sakit rujukan, visi misi, hak dan kewajiban sasaran, semuanya bisa dibilang hanya membutuhkan content yang bisa dibuat hanya dalam bentuk flyer. Penggunaan flyer ini juga lebih disarankan karena alasan fokus sebagaimana dimaksud diatas.

Lain halnya dengan misalnya leaflet cuci tangan (CTPS), atau etika batuk. Untuk kedua materi tersebut tentu tidak cukup jika anda membuatnya dalam bentuk flyer, atau dengan kata lain Anda harus membuatnya dalam bentuk leaflet.

Bolehkah membuat lealfet dalam bentuk fotokopian?

Salah satu kelemahan fotokopian adalah dari sisi estetika kurang menarik. Bentuk fotokopian dikawatirkan akan merusak mood pembaca. Saya kira alasan ini cukup realistis. Beberapa kendala dalam pengadaan leaflet atau flyer ini menurut hemat saya adalah soal anggaran dan kebutuhan. Tidak bisa dipungkiri keberadaan flyer atau leaflet dalam tampilan full color bisa dikatakan adalah hal baru bagi banyak puskesmas. Jangankan leaflet, di era lampau, bahkan untuk etiket obat saja masih ada puskesmas yang menggunakan hanya dengan spidol yang dituliskan di kemasan obat. Tanpa etiket atau label obat yang sesuai dengan standar.

Keterbatasan anggaran sering menjadi kendala dalam pengadaan leaflet atau flyer, hal itu juga diperparah dengan pembengkakan kebutuhan finansial pada proses perjalanan akreditasi, mulai dari pembengkakan kebutuhan cetak, ATK, tata graha, pelatihan-pelatihan, rapat dan aneka pertemuan baik internal maupun eksternal dan segala macam kebutuhan yang semuanya membutuhkan anggaran sebagai daya ungkitnya.

Selain pada masalah keterbatasan ada faktor lain yang tak kalah kuatnya, yakni masalah kebutuhan. Beberapa puskesmas bisa dibilang tidak terlalu butuh atau tidak punya kepentingan dengan penyediaan leaflet. Kebanyakan, pengadaan leaflet hanya untuk memenuhi elemen penilaian atau menghabiskan anggaran, karena dalam berbagai sumber penganggaran khususnya dalam hal sosialisasi dan promosi kesehatan, flyer atau leaflet ini tergolong mempunyai daya serap yang cepat.

Kembali pada cara pandang, jika kita melihat substansi yang lebih besar dadi implementasi dari akreditasi ini tentu cara pandang kita akan bisa bergeser menuju pendekatan by sistem. Bahwa leaflet ini adalah bagian dari implementasi sistem. Sebagaimana kita membuat leaflet etika batuk, tentu diawalai dari sebuah realita bahwa pemahaman etika batuk yang buruk adalah sebuah masalah. Akibatnya pada penularan penyakit, yang kita upayakan upaya intervensi perilakunya dengan sebuah media promosi.  Saya yakin, masyarakat tidak butuh itu, banyak diantara mereka enjoy saja menutup batuk batuk dengan kepalan tangan dimuka mulut. Kitalah sebenarnya yang punya kepentingan untuk mencegahnya, dengan memberikan edukasi tata cara atau etika menutup batuk yang baik dan benar. Dan inilah yang kita implementasikan dalam bentuk leaflet etika batuk.

Tentu kita tampilkan sebaik-baiknya agar sasaran kita tertarik untuk mengambil dan membacanya. Ilustrasikan jika anda menerima flyer HP merk Samsung seri S8 dalam bentuk fotokopian, sebaik apapun spesifikasi handphone tersebut, saya kira akan sulit bagi kita untuk menerimanya. Menerima flyernya saja malas, apalagi menerima produknya.

Keberadaan leaflet atau flyer di puskesmas menjelang proses survey terkadang dipandang sebagai pemanis yang bisa meningkatkan kesan elegan di puskesmas anda. Kesan elegan ini tentu tidak cukup dengan hanya dibangun dengan penyertaan leaflet/flyer yang substantif misalnya hanya terbatas pada bab 1, 2, 5 atau 7. melainkan akan lebih baik lagi jika kita mempunyai serangkaian leaflet yang secara visual bisa menunjukkan concern kita pada pentingnya informasi kesehatan kepada sasaran kita : pasien, pengguna layanan, masyarakat dan juga sasaran program. Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa pengadaan leaflet ini cukup menggerus anggaran. Biaya pembuatan leaflet full color biasanya berkisar antara 600rb-700rb per rim(isi 500 lembar) Lumayan mahal bukan??


Di Sejasa, kami telah menerbitkan puluhan leaflet dengan berbagai tema sesuai kebutuhan faskes. beberapa contoh tema berikut kami sediakan di official store kami di Shopee, tokopedia maupun penjualan langsung. Contoh-contoh berikut bisa jadi contoh model leaflet atau flyer yang mungkin bisa Anda jadikan rujuan dalam pengadaan leaflet atau flyer. Tinggal download saja.

Contoh leaflet atau brosur kesehatan (klik untuk melihat contoh gambar)

  1. Leaflet Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) lihat contoh halaman depan,  lihat contoh halaman belakang
  2. Leaflet PHBS
  3. Leaflet Diabetes
  4. Leaflet Asma
  5. Leaflet Hipertensi dalam Kehamilan
  6. Leaflet Gizi Nutrisi untuk Lansia.  lihat halaman depan,  lihat halaman belakang
  7. Leaflet Hiperemesis Gravidarum
  8. Leaflet Pemeriksaan IVA
  9. Leaflet Etika Batuk
  10. Leaflet Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
  11. Leaflet Anemia dan Tablet Tambah Darah
  12. Leaflet Pneumonia dan Diare (desain terbaru kami gabungkan antara pneumonia dan diare menjadi 1 leaflet)  lihat halaman depan, lihat halaman belakang 
  13. Leaflet Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Balita,  Leaflet Pentingnya Menggosok Gigi bagi Balita
  14. Flyer Instruksi Post Pencabutan Gigi
  15. Kiat Sehat Perawatan Gigi  lihat halaman depan, lihat halaman belakang 
  16. Leaflet Demam Berdarah
  17. Informasi Obat (Cara Pakai Obat)  lihat halaman depan, lihat halaman belakang 
  18. Informasi Cara Penyimpanan Obat  lihat halaman depan, lihat halaman belakang 
  19. Leaflet GERMAS  lihat halaman depan, lihat halaman belakang 
  20. Leaflet Bahaya Rokok bagi Janin
  21. Leaflet Leptospirosis
  22. Leaflet Hepatitis
  23. Leaflet Persalinan
  24. Leaflet Napza (Penyalahgunaan Narkoba)
  25. Leaflet Pentingnya Menyusui

Selain leaflet tentang kesehatan tersebut kami juga melayani pemesanan leaflet khususnya untuk pemenuhan Pendaftaran dan juga Pokja Admen kaitannya dengan hak dan kewajiban pasien, sasaran, pengguna layanan, sosialisasi visi misi, jadwal dan jenis pelayanan dan sejenisnya.

  1. Contoh Flyer Akreditasi 1  (pre order)
  2. Contoh Flyer Akreditasi 2 (pre order)
  3. Contoh Flyer Akreditasi 3 (pre order)
  4. Contoh Flyer Akreditasi 4 (pre order)

Semua leaflet tersebut dapat Anda beli secara insidentil dan siap kami kirimkan kapanpun ke alamat Anda dengan kemasan paket yang sangat-sangat minimal. Selain leaflet kami juga menyediakan tempat leaflet berbahan akrilik dengan harga relatif terjangkau. pada beberapa jenis barang fast moving, kelebihan kami adalah  dapat menyediakan barang dengan cepat dan dengan kualitas serta mutu content yang cukup baik serta valid.


Hubungi kami untuk informasi detail. 

Alamat kami  :

  • PT. Sahabat Sejahtera Sembada
  • Galeri Hasna Nareswari. Jl. Sidomoyo km. 02, Dukuh 04, Sidomoyo, Kec. Godean, Sleman, Yogyakarta.Phone 0274-282 2526, WhatsApp : 087736029494  e-mail : sejasa.pt@gmail.com atau klikfarmasi.net@gmail.com

Untuk pemesanan melalui Whatsapp SILAKAN KLIK DISINI

Follow us on social media

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *